Posted by: Heru Legowo | March 30, 2011

Cu Chi Tunnel – Saigon


 

Cu Chi Tunnel

Melihat perang Vietnam di film dan TV membuat bulu kuduk berdiri. Begitu impresi yang ditimbulkan dari film tsb. Dan kali ini, penulis benar-benar sempat mengalami sendiri, masuk kedalam “sarang” Vietcong tersebut. Senin siang 20 Maret 2011, cuaca cerah. Kami naik taksi Mailinh, salah satu perusahaan taksi yang bonafide di Ho Chi Minh, semacam Blue Bird di Jakarta dah. Sopir taksi kami bernama Du (baca : Yu) dengan bahasa Inggris patah-patah dan spelling yang aneh, menjelaskan berbagai hal. Dia kami minta untuk mengantar kami ke lokasi terowongan Vietcong di bawah tanah Cu Chi (baca : Ku Ci). Du bilang, kalau belum melihat Cu Chi, berarti dianggap belum pernah ke Vietnam!

Terowongan ini terletak 60 km di utara Ho Chi Minh City, dulu namanya Saigon. Du tampak bersemangat ketika kami minta antar ke tunnel. Dia membelikan kami 2 buah botol mineral. Jadilah kami menyelusuri jalan-jalan Saigon yang sesak dengan motor. Setelah lepas dari kota, dengan jalan yang penuh dengan motor; kami memasuki highway. Sebenarnya bukan benar-benar jalan tol. Hanya terpisah jalur cepat dan lambat. Motor berada di jalur lambat. Bus, truk dan taksi di jalur cepat. Berkali-kali Du mengurangi kecepatan taksinya. Dia bilang : “Speed limit is 40 km, if you drive faster police will “kek” (catch) you, and you must pay VND 1 million”. Setelah 40 km ke arah utara Saigon, hampir 1,5 jam, kami berbelok ke kanan. Dari pertigaan jalan ini, Cu Chi masih 20 km lagi. Jalanan seperti jalan kelas dua di Jawa. Mirip kalau kita mau masuk ke Banyuwangi dari arah Jember, begitu lah.

Lokasi yang damai dan tenang. Sungguh tidak menyangka di lokasi sekitar ini ada terowongan bawah tanah yang panjangnya konon lebih dari 200 km. Terowongan yang sangat ditakuti oleh tentara Amerika, karena didalamnya menyimpan begitu banyak jebakan, perangkap dan menyimpan pejuang Vietcong yang dapat sekonyong-konyong muncul menyerang dengan tiba-tiba dan lenyap. Menghilang ke dalam tanah!

Di gerbang pintu masuk, petugas berseragam hijau melambaikan bendera merah mengarahkan kami ke loket pembelian tiket masuk. Kami membayar tiket masuk 60.000 Dong (mata uang Vietnam 1USD = 19.000 VND). Di pelataran halaman masuk sebelah kanan dipajang sebuah helikopter Bell B-205 yang sangat populer dalam film-fim tentang Vietnam. Didepannya ada 3 buah kanon anti serangan udara. Di sebelah kiri pelataran ada 2 buah pesawat Mig diletakkan berderet. Sayang waktu kami terbatas, sehingga tidak dapat leluasa untuk melihat semua lokasi terowongan.

 

Terowongan sempit kira2 L 75 Cm X T 80 CM

Kami langsung masuk ke lokasi terowongan. Setelah melalui pemeriksaan tiket, kami masuk ke hutan perdu, dengan pohon bambu dan pepohonan lain yang tumbuh agak rapat. 200 langkah kemudian, kami masuk sebuah hall yang berisi kursi kira2 lebih 100 buah. Seorang pemandu segera menemui kami dan tanpa banyak bertanya memasang video tentang Cu Chi. “The video will takes 15 minutes” dia bilang begitu dan pergi meninggalkan kami berdua.

Video hitam-putih itu berceritera tentang Cu Chi yang tenang. Sebuah daerah penghasil padi yang subur dan juga buah-buahan. Kedamaian ini yang digambarkan ini berantakan ketika Amerika datang dan membombardir gencar dengan bom napalm dan cluster bomb. Ibarat semut yang diinjak pun melawan. Begitu jugalah rakyat Cu Chi pun melawan Amerika. Film dokumenter itu menggambarkan perlawanan semakin menghebat, ketika mereka mendapati Amerika sudah tidak pandang bulu. Patung-patung Budha digempur dihancurkan, rumah dibumi-hanguskan dan anak-anak kecil dibantai. Mereka pun menghimpun kekuatan, melawan Amerika. Suatu pertempuran yang tidak seimbang, tetapi mereka tidak surut.

Pejuang Vietcong

Memasuki kompleks terowongan, ada 3 puah patung prototype pejuang Vietcong menyambut kami. Dua orang wanita dan seorang lelaki ditengahnya. Dibuat persis seperti orang beneran. Dari jauh patung-patung itu memberi kesan seperti benar-benar sesosok manusia. Dan entah kenapa, kesannya menyeramkan! Di depannya ada sebuah rumah terbuka yang menyimpan tumpukan selongsong bom-bom Amerika, termasuk tumpukan cluster bomb.

Thanh memandu kami, dan menawarkan apakah kami akan melihat semua atau hanya sebagian saja. Terowongan ini konon panjangnya lebih dari 200 km. Mengingat waktu, kami hanya akan melihat secara sepintas kilas saja, nggak mungkin melihat semuanya dengan waktu yang sangat terbatas ini.

Pertama kali masuk kami dibawa ke terowongan yang panjangnya hanya 20-an meter. Pintunya terbuka dan ada pelindung dari daun kelapa diatasnya. Setelah melalui tangga, kami langsung masuk ke dalam terowongan. Dan di depan kami ada sebuah terowongan yang hanya cukup untuk penulis membungkuk, ukurannya kira-kira lebar 75 cm dan tinggi kurang dari satu meter. Sempit sekali, dan gelap. Penerangan hanya dari sinar matahari yang masuk melalui ujung lorong sempit ini. Jalan membungkuk pun cukup sulit juga. Jadi membayangkan bagaimana pejuang Vietcong di tempat ini membawa senjata, dan dalam situasi perang dan dibombardir udara dari tentara Amerika dari udara dan darat. Serem banget!

Beberapa menit melalui lorong sempit ini, kami keluar. Baru berjalan sebentar dan Thanh pemandu kami menyepakkan kakinya dan membersihkan dedaunan kering ditanah. Dan … ada sebuah kotak beton kecil seukuran 50×30 cm. Kecil sekali! Itu ternyata penutup sebuah lubang. Dia kemudian menunjuk sebuah lubang lain diatas permukaan tanah, beberapa meter dari lokasi kami berdiri. Lubang itu tertutup gundukan tanah. Lubang itu panjangnya + 50 cm dan tingginya 10 cm. Lubang kecil itu hampir tidak terlihat. Sangat tersamar kecuali diperhatikan dengan benar. Lubang itu adalah lubang laras senjata untuk penembak yang berada dibawah tanah.

Tunnel shooting ground

Thanh kemudian membuka penutup lubang tersebut. Dari atas runag dibawah itu gelap sekali. Dia segera akan menutup lubang, ketika penulis bertanya : “Can I go in?” Dia enggak percaya penulis berani masuk, “lubang tikus” itu. Rekan penulis Pak Tharian juga mengingatkan : “Hati-hati lho barangkali ada ularnya!” Penulis nekad. Kapan lagi bisa mengerti dan memahami situasi perang yang sebenarnya, kalau nggak sekarang? Penulis turun ke lubang dengan susah payah. Bismillah …

Masuk ke lubang benar-benar pas orang. Tangan mesti lurus keatas, miring sedikit saja tidak bisa masuk. Pas banget! Kaki terasa menginjak dasar tanah yang keras, dan setelah tangan dapat masuk, segera membungkuk. Gelap. Seekor kelelawar terbang menjauh masuk ke lorong. Sinar matahari masuk melalui sisi lain yang keluar dari lubang laras senjata. Penglihatan hanya remang-remang. Beberapa langkah masuk, penulis tiba di depan lubang tadi. Disini agak longgar, bisa berdiri dan bergerak bebas. Disinilah Vietcong mengintip dan menembaki musuh-musuhnya.

Di balik lubang penulis mengintip keluar. Jika laras senjata ditaruh di lubang, letaknya persis diatas dipermukaan tanah. Dari sini sangat mudah mengawasi keluar. Dan  pasti yang di luar sana, yang berada pada jarak tembak; tidak mudah mengenali posisi siap tembak ini. Sungguh sebuah sasaran yang empuk! Penulis tidak berlama-lama di lubang sini, ventilasi terbatas, pengap dan panas. Cepat berbalik arah, dan mencari jalan keluar. Sempat salah jalan. Sedikit panik juga. Akhirnya setelah memperhatikan sinar matahari yang masuk ke lubang pertama kali masuk, penulis keluar. Suara kelelawar yang mencicit sambil terbang menjauh, semakin mendramatisir situasi. Hiii …

Strategi tempur dibahas dan ditentukan disini

Thanh kemudian membawa kami memasuki terowongan berikutnya yang berisi ruang komando, tempat komandan tinggal bersama isterinya. Ruang operasi, ruang amunisi, ruang menjahit pakaian dan seragam; sampai dengan bengkel pembuat senjata dan juga membuat sandal dari ban-ban bekas.

Di ruang komando, ada sebuah meja dan dua buah bangku panjang di ke dua sisinya. Di dindingnya ada 2 buah peta lokasi dan jalur-jalur yang bersilangan. Dipojoknya ada sebuah almari kecil. Ruang komandan lebih sederhana, tempat tidurnya hanya kain yang digantungkan di kedua ujungnya. Ada sebuah meja kecil yang sederhana di “pintu masuk”.

Ruang Operasi serdadu yang terluka

Ruang operasi bagi yang korban yang terluka, sedikit agak terbuka. Diatasnya tertutup kayu. Menurut Thanh aslinya hanya ditutup dedaunan saja. Barangkali susah membawa pasien yang terluka, memasuki lorong yang sempit dan berliku. Di ruang senjata, diperlihatkan bagaimana mereka membuat senjata sederhana dari bambu yang diruncingkan. Membuat jebakan, sampai dengan membuat kembali peralatan tempur dari senjata yang disita, atau dari bekas-bekas peralatan perang Amerika yang dapat diambil dari medan petang.

Sungguh ini sebuah pemukiman lengkap yang berada di bawah tanah. Semua kegiatan dari kehidupan sehari-hari, menyiapkan makanan, menjahit pakaian, mengatur supply perbekalan, persiapan pertempuran dan mengatur strategi tempur, semuanya berlangsung disini. Di ruang yang sempit, bagaikan lorong tikus ini. Luar biasa!

Pada akhir eksplorasi terowongan yang singkat ini, Thanh mengajak kami ke sebuah tenda besar. Disana ada 2 buah meja panjang dan bangku panjang di kedua sisinya. Setelah cuci tangan di bambu yang mengucurkan air, kami duduk. Dan kami disuguhi sepiring singkong rebus, Bumbunya kacang yang disangrai dan dihaluskan sedikit kasar dan dicampur dengan garam. Barangkali, inilah makanan tempur prajurit Vietcong dahulu.

Yang membuat bulu kuduk berdiri adalah ketika melewati jenis-jenis jebakan yang mereka buat. Benar-benar mematikan. Dan ini barangkali yang membuat mental serdadu Amerika jatuh. Salah satu jenis jebakan dibuat dengan membuat lubang setinggi orang. Diatasnya dipasang empat pipa besi persegi. Di bagian dalam empat sisinya, dipasang besi-besi runcing yang mengarah kedalam, sedikit mengarah kebawah. Anda bisa bayangkan jika ada serdadu Amerika yang masuk ke lubang itu? Masuknya bisa, tetapi setelah melalui besi-besi runcing yang mengarah kebawah tadi. Dia tidak mungkin ke luar lagi, kecuali mematahkan semua besi runcing yang sudah masuk ke dalam tubuhnya. Jika pun bisa keluar tubuhnya pasti akan hancur oleh besi-besi runcing yang menghunjam di sekujur tubuhnya. Ngeri sekali … Ada beberapa jenis jebakan semacam itu. Membayangkan saja sudah ngeri. Pantas banyak serdadu Amerika yang sudah jatuh mentalnya, sebelum sampai ke medan perang.

Thanh sang guide

Thanh sang guide

Vietnam, kalau membaca sejarahnya telah dua kali berhasil mengalahkan bangsa besar : Perancis dan Amerika. Pada tanggal 13 Maret 1953 Jenderal Vo Nguyen Giap dengan 70.000 tentara, 5 kali dari jumlah tentara Perancis, telah menyerang benteng Perancis dibawah Jenderal Navarre di Dien Bien Phu. Dan pada tanggal 7 Mei 1953, Perancis menyerah setelah kehilangan 7.000 orang serdadu dan 11.000 orang menjadi tawanan perang.

Pada tahun 1964 Presiden Lyndon B. Johnson setelah terpilih menjadi presiden Amerika menggelar Operation Rolling Thunder.  Rencana itu ditujukan untuk menghancurkan ekonomi Vietnam Utara dan menghentikan bantuan Vietnam Utara kepada pejuang Vietnam Selatan. sebenarnya rencana operasi ini, hanya akan berlangsung 8 minggu, tetapi ternyata berlangsung lebih dari 3 tahun! Dan menjadi trauma yang hebat bagi Amerika. Pada perang itu Amerika menjatuhkan lebih 1 juta ton bom di bumi Vietnam.

Tetapi Du driver kami mengatakan, sekarang tidak lagi. Vietnam and Amerika are friends now. Sekarang Saigon (penduduk setempat mengucapkannya seperti agak ng – Saigong) berubah menjadi Ho Chi Min City, sedang sibuk membangun. Jepang sedang membantu membuat terowongan dibawah Sungai Mekong yang menghubungkan Saigon dengan desa di seberangnya. Lalu lintas seperti Jakarta macet, dan sepeda motor banyak sekali dan ada dimana-mana. Jean Ang penyelenggara The 4th Ground Handling International Conference memperingatkan agar berhati-hati kalau menyeberang, karena motor sangat banyak. Bagi kami sih biasa-biasa saja, Jakarta masih lebih ruwet lah.

Dan perilaku supir pun juga sama, saling serobot. Tapi tetap safe. Tiba-tiba sebuah sepeda motor menyalip memotong mobil kami, dan penulis bilang ke Du : “Be careful Du, police will “kek” (catch) you” dan Du hanya tertawa …

Hen Gep Lay … Sampai jumpa lagi.


Responses

  1. Pengalaman Travel yang menyenangkan dan juga mencerdaskan..nice trip, pak..

  2. Sungguh mengagumkan, terimakasih sudah berbagi


Leave a comment

Categories